Teori Ketidakpastian

Wednesday, November 28, 2012

Lihat kamu aku bisa Sakit Perut


Betapa panjang dan beratnya menjadi pengawas ujian sekolah.
Huehe..

 iya guys. Kemarin, 28 Nopember 2012, gue dapet jadwal ngawas ulangan di sekolah. Tepatnya itu kelas VIII C. Gue sebut kelas ini the market class. Secara tiap ngajar disini muridnya rameeeee.... kayak pasar aja dengungan lebah dimana-mana.

Mestinya itu gue Cuma jadi koordinator aja. Itu lo tugasnya Cuma ngemantau jalannya ulangan biar berlangsung baik. Keren. 

Tapi sayang seribu sayang. Agnes yang disayang tak kunjung datang. Tiba-tiba aja ada guru yang nelpon bilang gag bisa ngawas, alhasil, mau gag mau ya gue harus mau gantiin.  

Semulainya bel sekolah tanda dimulainya pertandingan *eh.. ulangan. Gue pun membagikan kertas, pensil dan sodara-sodaranya kepada tiap siswa. Ulangan yang pertama itu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Baru selesai gue bagiin soal, tiba-tiba ada suara sirine... *eh.. suara Handphone dari salah seorang murid. Hape murid itu dikumpulin didepan kelas. Otomatis tangan gue reflek ngambil hape. Gag taunya itu hapenya si Am. Ituloh, inget gag kejadian murid gue yang kentut di postingan bluff- jurus kentut membahana     . dia pun cepet-cepet minta hapenya sama gue. Heboh kali. Tak kira dari gebetannya. Siapa sangka bocah tengil ini punya gebetan. Eh.. pas gue buka pesan sms’nya, isinya malah
Konten gratis dari ENGSEL. Ketik Reg spasi Koffet. Kirim ke 123.
Untuk berhenti berlangganan ketik “STOP TIDAK BISA DI UN-REG JUGA TIDAK BISA”. Promo berlaku hingga 32 Desember 2012

Wahaha.. itu sms dari provider telponnya dia. Segitu doang pake parno. Dasar Ambara.
Lanjut... selama ulangan ini, suasana relatif aman dan terkendali. Huehe. Siswanya meski rada-rada keliatan bingung jawabnya. Yang penting kelas masih tenang. Jadi gue aman. KALIAAAN LUAAR BIASAAAAA.... (pake gaya Ariel Noah).

Nah yang kedua itu dah. Yang paling seru, paling hancur, dan paling mati-matian. Yoii.. yang ini mata pelajaran matematika. Gue ulang , MATEMATIKA. MATEMATIKA. MATEMATIKAAAA......(gag usah lebay bang). Dari namanya aja uda MATEMATIKA. Asal kata dari MATIMATIKA = MEMATIKAN (huehe.. DON’T TRUST ME.. IT’S WORK *L-Men wanna be). Ada juga yang bilang kalau MATEMATIKA itu kependekan dari MAkin TEkun MAkin TIdak KAruan. (adik-adik yang manis, itu Cuma plesetan, jangan dianggep serius, inget belajar yang rajin *nerd).
Lanjut kecerita ulangan matematika.

Gue pun membagikan soal ujian. DAN LIMA MENIT SETELAH ITU. SUASANA KELAS MENJADI MENCEKAM. RAUT WAJAH YANG TADINYA MERIAH SUMRINGAH BERUBAH MENJADI ABU-ABU MURAM NAN SURAM MEMBAHANA. CETAR –CETAR MEMBAHANA GITU. ADA YANG TEREAK , “YA TUHAN!! APA SALAH HAMBA”.... ADA YANG BILANG, “CABUT SAJA NYAWA HAMBA YA TUHAN (yang ini lebay sumpah). ADA YANG BILANG, “PAK! PAK GURU.. MATA SAYA KUNANG-KUNANGAN. GELAP PAK. PUSING. BOLEH MINTA JAWABANNYA AJA GAG??” (kerjain aja -_- ). ADA JUGA YANG REAKSINYA DIAM TANPA KATA, TAPI GUE RAGU DIA NAPAS ATAU TIDAK (OMEGOD parah). Jadi pada intinya, matematika ini cukup memberikan shock terapy bagi mereka seisi ruangan (kecuali gue).

Karena penasaran, gue pun mengambil salah satu soal matematika yang tersisa. “apakah sesusah itu soal Matematikanya? Gag mungkin mereka gag bisa menjawab 1 soal saja”. Gue pun coba corat-coret. Nomer 1 sampai 5 terjawab. Gag susah kok. Gue yang benci matematika aja bisa. Mereka juga pasti bisa. Jadi gue tutup buku. Dan bangkit dari tempat duduk untuk memantau keadaan murid-murid gue yang tengah tersiksa oleh panas api neraka (jiah.. makin lebay lu bang). Ada yang gue lihat kertas corat-coretnya kosong melompong kayak sapi ompong. Ada juga yang penuh. Ehh.. ada juga murid gue. Dikasi kertas corat-coret malah beneran kertas nya dicorat-coret gag jelas. Gue pun dengan agak parau menjelaskan dengan nada G-mayor ketukan ¾ dan kenaikan ½ oktaf, “PERHATIAN SEMUANYA, INI BAPAK MEMBAGIKAN KERTAS CORAT-CORET TUJUANNYA AGAR DIPERGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT UNTUK MENCARI JAWABAN DARI TIAP SOAL. BUKANNYA DI CORAT-CORET BENERAN. YA”. (dan merekapun kompak tertawa terbelalak-belalak (terbahak-bahak kaleee)). 

Gue pun kembali duduk, dan mencoba menjawab soal yang terakhir. Yang ini sontak bikin gue pengen ketawa. Soalnya kalau gag salah begini,
Andi punya hewan ternak, ada ayam dan kambing. Jumlah keseluruhan hewan ternaknya adalah 70 ekor. Dan jumlah seluruh kakinya yaitu 180 buah. Jika harga seekor ayam adalah Rp.200.000 dan seekor kambing adalah Rp.300.000. berapakah keuntungan yang diperoleh Andi?

( H. E. N. I. N. G selama 7 menit)

Coba aja lu pikir. Atau baca baik baik. Gimana kita bisa tau keuntungannya berapa. Kalau yang diketahui itu jumlah kaki dari hewan-hewannya. Huehe.. gue kira yang bikin soal ini peramal. Tapi iseng aja gue coba jawab-jawab. Soalnya gue suka soal yang berbau mengasah logika. Dan hasilnya luar biasa. Setelah 5x mencoba gue pun tetep tidak bisa. Gag tau caranya. Lupa. Hehe

Waktu uda berjalan sekitar 1,5 jam.  30 menit waktu tersisa. Dan suasana kelas semakin mencekam. Kepanikan mulai muncul ditiap sudut. Dan gue masih dengan sigap mengawasi tindak-tanduk dari tiap siswa. Ada murid gue mereka malah asik ngobrol. Uda gue liatin dari tadi. Mereka malah cuek. Reflek aja naluri ninja gue keluar. Gue ambil suriken (kunci motor), gue lempar dan pas kena perutnya. (lemparannya gag keras ya, takut kena sidak KPK gue *gagnyam). 

Selama kemudian. Si ambara (bocah kentut di episode bluff-jurus kentut membahana, ) berulah lagi. Kali ini dia bangkit dari bangku dan pas lewat didepan gue dia bilang, “pak ijin keluar sebentar”. Gue, “tidak boleh”. Spontan aja si ambara berhenti dengan gaya mematung. Wahaha.. ada ada aja ni anak. Padahal gue kan Cuma just kidding. Oke sana jangan lama-lama. Gue bilang jangan lama-lama, ini dia uda 7 menit lewat gag balik-balik. Jadi murid gue yang lain, Agus, temen sebangkunya inisiatif buat ngecek keberadaannya. Setelah kembali si Agus Cuma senyum-senyum. Gue tanya, “mana si Ambara?”. Agus, “lagi BOKER dia Pak!!”. Whatsss???? Boker? Wahaha... gue dan seisi penghuni kelas pun kembali ketawa gara-gara ulah si Ambara ini.
Ambara... ambara.... *dalem hati.
Mungkin ini yang sering dibilang orang. Saking tidak sukanya dia dengan orang/sesuatu itu, bisa bikin muntah. Lah ini si ambara malah bisa bikin boker. *asem.


Ulangan hari pertama ini pun berakhir. Dan gue pun kembali ke habitat asli gue. HOME SWEET HOME.
KESIMPULANNYA, TIAP DETIK YANG TERJADI SELALU BISA MENJADI MOMENTS  YANG TAK TERDUGA DAN BERHARGA UNTUK DILEWATKAN.

No comments:

Post a Comment