OK. Seperti janji dipostingan gue
yang terakhir. Gue mau ngebahas soal dua film dari Maudy Ayunda. Yaitu “Perahu
Kertas” sama “Malaikat Tanpa Sayap”.
Karena bingung nentuin judul, saking banyaknya bahan yang diambil, Jadi judul
postingan ini, gue ambil dari tiap bagian isi cerita, “Maudy Ayunda- Perahu Kertas 2 (Paperboat 2), Malaikat Tanpa Sayap, Habibie & Ainun. panjang amat. Gimana? Deal?. Sip.
Yang belum tau Maudy Ayunda, sayang
banget. Sayang-sayang banget buat ngelewatin ngenal makhluk special kayak dia. *lebay abiess *kayak gue kenal aja. She
is a girl, (iya. Dia emang a girl. Masak a Boy. *datar amat) that can paralyse all boys in the world. And I so Proud
to be one of them.
nih fotonya maudy.
|
Cantik kan??
Yaiyalah.. masak yaiyadonk.. (kok
gue jadi lebay gini ya?? asli ini ketularan keponakan gue.. *ngenes). Dan lu harus bilang WOW liat
fotonya. *HARUS*.
Kenapa gue sangat tertarik sama
dia. Soalnya dia satu-satunya gadis yang menurut gue itu cantik luar dan dalem.(“Dalem apaan ya? *nyengir ala kuda Gangnam).
Auranya itu mirip sama aura kasih.. eh.. nggak maksudnya aura Dian
SastroWardoyo. Bener-bener mempesona. Terlebih lagi liat latar belakangnya. Dia
bisa acting, nyanyi, main Gitar, Bela diri MuayThai, dan yang paling hebat dari
semuanya, dia sangat pintar. Bahkan kabar burung yang gue denger, entah dari
burungnya pak Asmat atau siapa , yang jelas saat ini dia diterima di 11
Universitas ternama di Luar Negeri. Ajee gilee... mantep. Mau kuliah dimana
juga dia tinggal pilih. Hebat banget deh. Kok gue malah jadi ngebahas dia.
Hahaha
OK. Lanjut ke tema.
Pas itu kalau nggak salah pas tahun
baru, SCTV nayangin dua film tersebut berturut-turut. Dan gue dengan senang
hati dan lapang dada menontonnya.
Yang pertama itu “Perahu Kertas”,
gue bukan penggemar film Indonesia, jadi kalau nggak ditayangin gratis di Tivi,
so pasti nggak mungkin gue tonton di bioskop. “serius??”. Yaiyalah. “Lah..
film Kambing jantan, Malng Kutang, Sang Pemimpi, Punk in Love, dll itu BUKAN
FILM INDONESIA? Lu kan nonton di Bioskop!!!”. (itu ceritanya temen gue
protes). Huehe.. iya iya.. ok gue ngaku. Kadang gue emang nonton film Lokal..
tapi bukan beraarti gue suka ya. *tep ngeles.
Awal nonton ini. Gue coba mendalami
cerita sekaligus peranan dari tiap pemain. (ciaelah serius amat). Si Kugy
(maudy ayunda), cewek sederhana yang punya impian sederhana, dan gue nulisnya
juga sederhana. Dia seorang yang penuh
kreatifitas dan imajinatif. Kisah ini bermula dari pertemuannya secara sengaja
dengan Keenan, teman dari temannya Kugy. Kalau dilihat seksama gue sama Keenan
itu nggak jauh beda. Huehe. Iya.. dia cakep (sama). Dia susah ditebak (sama),
dan lagi hobi kita sama, yaitu melukis (sama).
Kita sama – sama pecinta seni, gue dari dulu suka ngelukis, cuman nggak tau
(nggak ada wadah) dimana mesti menyalurkan kesenangan dan kehobian gue ini.
Liat aja Keenan, yang mendapat pertentangan disaat yakin akan hobinya itu. Gue
juga sama. Cuman bedanya, Keenan rela melepas segalanya buat pertahanin Hobi
melukisnya, sedangkan gue... enggag.
Singkat cerita, si Keenan naksir
sama Kugy. Dan sepertinya Kugy juga sama. Sayangnya... sekali lagi kepelikan
Cinta muncul satu persatu. Sampai akhirnya jarak memisahkan mereka berdua.
Keenan di Bali. Kugy di Jakarta. Dan gue dirumah. “yang Nanya SIAPA?”. OK, fne, Itu cerita dari “Perahu Kertas 1”.
Nah bagaimana kelanjutannya di “Perahu Kertas 2”??.
Gue sempet baca review’nya ini seru abies.. cuman endingnya gue nggak
tahu. Ceritanya itu, si Keenan Balik lagi ke kehidupannya Kugy. Kugy yang udah
menjalin hubungan sama Bos’nya, Remi, kembali merasakan bahwa Keenan adalah
belahan Jiwanya. Dan Keenan juga, yang telah pacaran sama Luh De (bukan, ini
Bukan Luh De temen gue dirumah) kembali memperoleh kecerahan hidup. Dia merasa
seakan-akan dirinya yang “sepotong
kanvas kosong, telah menemukan Cat dan kuas yang siap mewarnai hidupnya
kembali” *gilak..dimana lagi gue dapet kata-kata begituan #dalem.
Lah gue??? cat ama kuas gue mana??
Kanvas gue kok masih kosongg??.
Don’t be serious, just kiddink. :p
Endingnya sumpah gue nggak tau, ini
gue lagi berusaha Hidup-hidupan (pengganti kata “mati-matian” ) buat download
perahu Kertas 2.
Yang mau ikutan download, gue bagi
nih Link’nya, tapi jangan disebarin yah, biar tetep secret. (aneh). klik aja : link free download Perahu Kertas 2
Terus... film yang kedua, “Malaikat Tanpa Sayap”. Dari judulnya aja, semua
orang pasti uda nerka-nerka jalan ceritanya. Termasuk gue. gue nebak pasti ada
seseorang yang rela berkorban demi orang yang dicintainya. Dan setelah gue
nonton. Sumpah ini dramatis banget. Yang cowo rela ngorbanin jantungnya demi
orang yang dia cintai. Gue aja sepanjang pertontonan (melakukan aktifitas
nonton) bertanya-tanya pada diri gue sendiri....
“seandainya orang yang gue cinta
terkena penyakit jantung... masihkah gue bisa berada disampingnya??”.
“seandainya hal itu terjadi,
akankah gue rela menukar hidup (baca: jantung) gue, demi kelangsungan hidup
cewek tersebut?”.
“seandainya gue tadi tidur siang, akankah
gue jadi sengantuk ini?”.
TANYA KENAPA.
Iaa.. sampe sekarang juga gue nggak
bisa jawab pertanyaan –pertanyaaan tersebut diatas. Baik yang objektif maupun
soal uraian. Jiah,,kayak Ujian sekolah ja. Gue biasa menjawab
pertanyaan dengan pertanyaan. Jadi kalau ada yang nanya gitu... gue Tanya
balik, “kalau disuruh milih kehilangan mata kanan apa mata kiri? Kehilangan
rusuk kanan apa kiri? Kehilangan ayah apa ibu? Kehancuran bumi apa langit?. Gue
yakin semua yang ditanya pasti nggak bisa jawab. Soalnya apa.. keduanya sama
penting. Kehilangan salah satu tidak akan memuaskan siapa pun. Kehilangan orang
yang dicintai sama saja kita kehilangan cinta kita, belahan jiwa kita,
kehidupan kita sendiri. Dilain pihak
kalau kita mengorbankan diri sendiri, yakin itu bisa menyenangkan orang lain.
Akan ada banyak orang lain yang sedih, orang-orang yang mencintai kita akan
sangat-sangat kehilangan dengan kepergian kita.
Sama kayak pak Habibie yang
kehilangan ibu Ainun, istri yang amat ia cintai.
Gue kutip salah satu puisi yang gue
dapet dari broadcast (nggak penting) di BBM.
Sebenarnya ini bukan tentang
kematianmu,
Bukan itu.
Karena aku tahu bahwa semua
yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
Dan kematian adalah sesuatu
yang pasti.
Dan Kali ini adalah
giliranmu untuk pergi.
Aku sangat tahu itu,
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah
Kenyataan bahwa KEMATIAN
benar-benar memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang.
Sekejap saja lalu rasanya
mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati.
Hatiku seperti tak
ditempatnya, dan tubuhku
Serasa kosong melompong,
Hilang isi.
Kau tahu sayang,
Rasanya seperti angin yang
tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh
kali ini,
Aku selipkan salam
perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah
kau ukir,
Pada kenangan pahit manis
selama kau ada,
Aku bukan hendak mengeluh,
Tapi rasanya terlalu
sebentar kau disini.
Mereka mengira akulah
kekasih yang baik bagimu sayang,
Tanpa mereka sadari,
Bahwa kaulah yang menjadikan
aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia
padahal memang kecenderunganku mendua.
Tapi kau ajarkan aku
kesetiaan, sehingga aku setia,
Kau ajarkan aku arti cinta
Sehingga aku mampu
mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-NYA dan kembali
pada-NYA.
Kau dulu tiada untukku dan
sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang,
Cahaya mataku, penyejuk
jiwaku,
Selamatjalan calon bidadari
surgaku.
B.J.
Habibie
Panjang
banget ya.. ampe gue nggak tau itu puisi apa cerpen. Yang jelas itu tulisan
asli dari dasar hatinya beliau. Meski panjang, tak sebait katapun gue lewatkan.
Gue baca dan selami tiap bait maknanya. Dan gue pun terharu. Sebagai manusia
wajar gue terharu. Terharu beda sama sedih ya... apalagi nangis. Nggak
gentle.LAKI ITU NGGAK PERNAH NANGIS. Gue nggak pernah nangis. Palingan berair
aja dikit matanya. (sama aja). Seperti pepatah yang pernah gue denger, (lupa
pepatah barat apa Cina), yang bunyinya, “SEMAKIN DALAM HATI TERLUKA, SEMAKIN
KERAS IA BERNYANYI”. Ini bener men, gue pernah mengalaminya. Dan gue rasa
tulisan tadi diatas adalah satu bentuk ungkapan perasaan dari Pak Habibi sendiri
yang merasa sangat kehilangan istrinya.
*hening*
Sekarang
tugas kalian mengambil intisari dari tulisan gue diatas. Intisari ya Bukan
Nutrisari. *bukaniklan.
Last words,
gue ambil dari tulisan yang tadi:
“SEMAKIN DALAM HATI TERLUKA, SEMAKIN KERAS IA
BERNYANYI”.
No comments:
Post a Comment