Teori Ketidakpastian

Sunday, January 13, 2013

Maudy Ayunda- Perahu Kertas 2, Malaikat Tanpa Sayap, Habibie & Ainun


OK. Seperti janji dipostingan gue yang terakhir. Gue mau ngebahas soal dua film dari Maudy Ayunda. Yaitu “Perahu Kertas” sama “Malaikat Tanpa Sayap”.
Karena bingung nentuin judul, saking banyaknya bahan yang diambil, Jadi judul postingan ini, gue ambil dari tiap bagian isi cerita, “Maudy Ayunda- Perahu Kertas 2 (Paperboat 2), Malaikat Tanpa Sayap,  Habibie & Ainun. panjang amat. Gimana? Deal?. Sip.

Yang belum tau Maudy Ayunda, sayang banget. Sayang-sayang banget buat ngelewatin ngenal makhluk special kayak dia. *lebay abiess *kayak gue kenal aja. She is a girl, (iya. Dia emang a girl. Masak a Boy. *datar amat) that can paralyse all boys in the world. And I so Proud to be one of them.
nih fotonya maudy.


 Cantik kan??
Yaiyalah.. masak yaiyadonk.. (kok gue jadi lebay gini ya?? asli ini ketularan keponakan gue.. *ngenes). Dan lu harus bilang WOW liat fotonya. *HARUS*.

Kenapa gue sangat tertarik sama dia. Soalnya dia satu-satunya gadis yang menurut gue itu cantik luar dan dalem.(“Dalem apaan ya? *nyengir ala kuda Gangnam). Auranya itu mirip sama aura kasih.. eh.. nggak maksudnya aura Dian SastroWardoyo. Bener-bener mempesona. Terlebih lagi liat latar belakangnya. Dia bisa acting, nyanyi, main Gitar, Bela diri MuayThai, dan yang paling hebat dari semuanya, dia sangat pintar. Bahkan kabar burung yang gue denger, entah dari burungnya pak Asmat atau siapa , yang jelas saat ini dia diterima di 11 Universitas ternama di Luar Negeri. Ajee gilee... mantep. Mau kuliah dimana juga dia tinggal pilih. Hebat banget deh. Kok gue malah jadi ngebahas dia. Hahaha 

OK. Lanjut ke tema.
Pas itu kalau nggak salah pas tahun baru, SCTV nayangin dua film tersebut berturut-turut. Dan gue dengan senang hati dan lapang dada menontonnya. 

Yang pertama itu “Perahu Kertas”, gue bukan penggemar film Indonesia, jadi kalau nggak ditayangin gratis di Tivi, so pasti nggak mungkin gue tonton di bioskop. “serius??”. Yaiyalah. “Lah.. film Kambing jantan, Malng Kutang, Sang Pemimpi, Punk in Love, dll itu BUKAN FILM INDONESIA? Lu kan nonton di Bioskop!!!”. (itu ceritanya temen gue protes). Huehe.. iya iya.. ok gue ngaku. Kadang gue emang nonton film Lokal.. tapi bukan beraarti gue suka ya. *tep ngeles.

Awal nonton ini. Gue coba mendalami cerita sekaligus peranan dari tiap pemain. (ciaelah serius amat). Si Kugy (maudy ayunda), cewek sederhana yang punya impian sederhana, dan gue nulisnya juga sederhana. Dia seorang yang  penuh kreatifitas dan imajinatif. Kisah ini bermula dari pertemuannya secara sengaja dengan Keenan, teman dari temannya Kugy. Kalau dilihat seksama gue sama Keenan itu nggak jauh beda. Huehe. Iya.. dia cakep (sama). Dia susah ditebak (sama), dan lagi hobi kita sama, yaitu melukis (sama). Kita sama – sama pecinta seni, gue dari dulu suka ngelukis, cuman nggak tau (nggak ada wadah) dimana mesti menyalurkan kesenangan dan kehobian gue ini. Liat aja Keenan, yang mendapat pertentangan disaat yakin akan hobinya itu. Gue juga sama. Cuman bedanya, Keenan rela melepas segalanya buat pertahanin Hobi melukisnya, sedangkan gue... enggag.

Singkat cerita, si Keenan naksir sama Kugy. Dan sepertinya Kugy juga sama. Sayangnya... sekali lagi kepelikan Cinta muncul satu persatu. Sampai akhirnya jarak memisahkan mereka berdua. Keenan di Bali. Kugy di Jakarta. Dan gue dirumah. “yang Nanya SIAPA?”. OK, fne, Itu cerita dari “Perahu Kertas 1”. Nah bagaimana kelanjutannya di “Perahu Kertas 2”??.
Gue sempet baca review’nya ini seru abies.. cuman endingnya gue nggak tahu. Ceritanya itu, si Keenan Balik lagi ke kehidupannya Kugy. Kugy yang udah menjalin hubungan sama Bos’nya, Remi, kembali merasakan bahwa Keenan adalah belahan Jiwanya. Dan Keenan juga, yang telah pacaran sama Luh De (bukan, ini Bukan Luh De temen gue dirumah) kembali memperoleh kecerahan hidup. Dia merasa seakan-akan dirinya yang “sepotong kanvas kosong, telah menemukan Cat dan kuas yang siap mewarnai hidupnya kembali” *gilak..dimana lagi gue dapet kata-kata begituan #dalem.

Lah gue??? cat ama kuas gue mana?? Kanvas gue kok masih kosongg??.
Don’t be serious, just kiddink. :p

Endingnya sumpah gue nggak tau, ini gue lagi berusaha Hidup-hidupan (pengganti kata “mati-matian” ) buat download perahu Kertas 2.
Yang mau ikutan download, gue bagi nih Link’nya, tapi jangan disebarin yah, biar tetep secret. (aneh). klik aja :  link free download Perahu Kertas 2

Terus... film yang kedua, “Malaikat Tanpa Sayap”. Dari judulnya aja, semua orang pasti uda nerka-nerka jalan ceritanya. Termasuk gue. gue nebak pasti ada seseorang yang rela berkorban demi orang yang dicintainya. Dan setelah gue nonton. Sumpah ini dramatis banget. Yang cowo rela ngorbanin jantungnya demi orang yang dia cintai. Gue aja sepanjang pertontonan (melakukan aktifitas nonton) bertanya-tanya pada diri gue sendiri....

“seandainya orang yang gue cinta terkena penyakit jantung... masihkah gue bisa berada disampingnya??”.
“seandainya hal itu terjadi, akankah gue rela menukar hidup (baca: jantung) gue, demi kelangsungan hidup cewek tersebut?”.
“seandainya gue tadi tidur siang, akankah gue jadi sengantuk ini?”.

TANYA KENAPA.

Iaa.. sampe sekarang juga gue nggak bisa jawab pertanyaan –pertanyaaan tersebut diatas. Baik yang objektif maupun soal uraian. Jiah,,kayak Ujian sekolah ja. Gue biasa menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Jadi kalau ada yang nanya gitu... gue Tanya balik, “kalau disuruh milih kehilangan mata kanan apa mata kiri? Kehilangan rusuk kanan apa kiri? Kehilangan ayah apa ibu? Kehancuran bumi apa langit?. Gue yakin semua yang ditanya pasti nggak bisa jawab. Soalnya apa.. keduanya sama penting. Kehilangan salah satu tidak akan memuaskan siapa pun. Kehilangan orang yang dicintai sama saja kita kehilangan cinta kita, belahan jiwa kita, kehidupan kita sendiri.  Dilain pihak kalau kita mengorbankan diri sendiri, yakin itu bisa menyenangkan orang lain. Akan ada banyak orang lain yang sedih, orang-orang yang mencintai kita akan sangat-sangat kehilangan dengan kepergian kita.

Sama kayak pak Habibie yang kehilangan ibu Ainun, istri yang amat ia cintai.
Gue kutip salah satu puisi yang gue dapet dari broadcast (nggak penting) di BBM.
 
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu,
Bukan itu.
Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Dan Kali ini adalah giliranmu untuk pergi.
Aku sangat tahu itu,
Tapi yang membuatku tersentak  sedemikian hebat adalah
Kenyataan bahwa KEMATIAN benar-benar memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang.
Sekejap saja lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati.
Hatiku seperti tak ditempatnya, dan tubuhku
Serasa kosong melompong,
Hilang isi.
Kau tahu sayang,
Rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh kali ini,
Aku selipkan salam perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
Pada kenangan pahit manis selama kau ada,
Aku bukan hendak mengeluh,
Tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang,
Tanpa mereka sadari,
Bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku mendua.
Tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
Kau ajarkan aku arti cinta
Sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-NYA dan kembali pada-NYA.
Kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang,
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamatjalan calon bidadari surgaku.

                                                                                                                  B.J. Habibie

Panjang banget ya.. ampe gue nggak tau itu puisi apa cerpen. Yang jelas itu tulisan asli dari dasar hatinya beliau. Meski panjang, tak sebait katapun gue lewatkan. Gue baca dan selami tiap bait maknanya. Dan gue pun terharu. Sebagai manusia wajar gue terharu. Terharu beda sama sedih ya... apalagi nangis. Nggak gentle.LAKI ITU NGGAK PERNAH NANGIS. Gue nggak pernah nangis. Palingan berair aja dikit matanya. (sama aja). Seperti pepatah yang pernah gue denger, (lupa pepatah barat apa Cina), yang bunyinya, “SEMAKIN DALAM HATI TERLUKA, SEMAKIN KERAS IA BERNYANYI”. Ini bener men, gue pernah mengalaminya. Dan gue rasa tulisan tadi diatas adalah satu bentuk ungkapan perasaan dari Pak Habibi sendiri yang merasa sangat kehilangan istrinya.
*hening*

Sekarang tugas kalian mengambil intisari dari tulisan gue diatas. Intisari ya Bukan Nutrisari. *bukaniklan.
Last words, gue ambil dari tulisan yang tadi:
“SEMAKIN DALAM HATI TERLUKA, SEMAKIN KERAS IA BERNYANYI”.

No comments:

Post a Comment